Jumat, 02 Desember 2016

ASPEK FORMATIF SASTRA TEORI HEGEMONI



BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Dalam bab III telah dikemukakan teori sisiologi sastra yang mengakui kompleksitas hubungan antara sastra sebagai superstruktur dengan struktur kelas ekonomi sebagai infrastrukturnya. Didalam teori itu hubungan antara sastra dengan masyarakat dipahami tidak secara langsung, melainkan dari berbagai mediasi. Meskipun demikian, pengakuan atas kompleksitas hubungan tersebut tidak dengan sendirinya meniadakan sastra sebagai variabel tergantung, gejala kedua yang eksistensinya ditentukan oleh masyarakat. Sastra tetap diperlakukan sebagai media sosial yang tidak mempunyai otonomi dan mempunyai kemungkinan untuk mengandung sifat formatif terhadap masyarakat.
     Di dalam pembahasan kali ini akan dikemukakan teori sosiologi sastra yang tidak hanya mengikuti eksistensi sastra sebagai lembaga sosial yang relatif otonbom, melainkan mempunyai kemungkinan bersifat formatif terhadap masyarakat. Teori yang demikian ditemukan terutama dalam teori kultural/idiologis general dari Gramsci yang kemudian diterapkan di dalam sastra.
1.2  Rumusan Masalah
Dalam penulisan makalah ini kami merumuskan hanya Aspek Formatif Sastra: Teori Hegemoni, kemudian hal-hal yang berhubungan dengan General Gramsci.

1.3  Tujuan
   Adapun tujuan kami menulis makalah ini adalah untuk memudahkan kita menganalisa atau menambah suatu pengetahuan tentang teori Hegemoni









BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Teori kultural/Idiologis General Gramsci
       Sebagai mana halnya Marx sendiri, tetapi berbeda dari kaum marxis ortodoks, Gramsci menganggap dunia gagasan, kebudayaan superstruktur, bukan hanya sebagai refleksi atau ekspresi dari struktur kelas ekonomik atau infrastrukrtur yang bersifat material melainkan sebagai salahsatu kekuatan materi itu sendiri. Sebagai kekuatan material itu, dunia gagasan atau ideologi berfungsi mengorganisasi massa manusia,menciptakan tanah lapangan yang diatasnya manusia bergerak. Bagi Gramsci (Bennet 1983), hubungan antara yang ideal dengan yang material tidak berlangsung searah, melainkan bersifat saling tergantung dan interaktif. kekuatan material merupakan isi, sedangkan idiologi-idiologi merupakan bentuknya. Kekuatan materi tidak akan dapat dipahami secara historis tanpa bentuk dan idiologi-idiologi akan menjadi khayalan individual belaka tanpa kekuatan material.
Sebagai contoh dari kenyataan diatas, Gramsci menunjuk kepada kasus revolusi Prancis. Menurutnya, revolusi fisik dalam kasus tersebut tidak akan tercadi kalau sebelumnya tidak terjadi revolusi idiologis yang merupakan kebangkitan dan penyebaran filsafat pencerahan. Pencerahan, bagi Gramsci, merupakan revolusi yang luar biasa dalam dirinya sendiri. Filsafat tersebut memberikan pada seluruh Eropa suatu semangat borjuis internasional dalam bentuk satu kesadaran yang terpadu suatu kesadaran yang sensitif terhadap seluruh nasib masyarakat umum.
1.         Kebudayaan
Ketika berusia 24 tahun gramsci sudah menaruh perhatian yang besar terhadap sebagai suatu kekuatan material yang mempunyai dampak praktis dan “berbahaya” bagi masyarakat. Pada saat itu ia menolak konsep kebudayaan sebagai pengetahuan ensiklopedik dan melihat manusia sebagai semata-mata wadah yang diisi penuh dengan data empirik dan massa fakta-fakta mentah yang tidak saling berhubungan satu sama lain, yang harus didokumentasikan di dalam otak  sebagai sebuah kolom dalam sebuah kamus yang memampukan pemikirannya untuk memberikan respon terhadap berbagai rangsangan dari dunia luar.
Menurut gramsci konsep kebudayaan yang serupa itu sangat berbahaya, iya berpungsi sebagai alat untuk menciptakan masyarakat yang tidak dapat menyesuaikan diri, masyarakat yang percaya bahwa mereka superior di hadapan manusia lainya karena sudah meningkat fakta-fakta dan data-data yang menyebutkan dalam setiap kesempatan yang dengan demikian mengubah mereka menjadi suatu perintang antara diri mereka sendiri dengan orang lain. Berfungsi menciptakan sejenis intelektualisme yang lemah tanpa warna, yang melahirkan suatu massa tukang celoteh dan mempunyai epek yang lebih berbahaya daripada penyakit TBC atau sipilis.
2.         Hegemoni
Menurut gramsci, kriteria metodologis yang menjadi dasar studinya didasarkan pada asumsi, bahwa supremasi suatu kelompok sosial menyatakan dirinya dalam dua cara, yaitu sebagai “ Dominasi” dan segi “Kepemimpinan moral dan intelektual” suatu kelompok sosial mendominasi kelompok-kelompok antagonistik yang cendrung ia “hancurkan” atau bahkan ia taklukan dengan kekuatan tentara Atau kelompok tersebut memimpin kelompok yang sama  dan beraliansi dengannya. Suatu kelompok sosial dapat, dan sungguh harus , sudah melaksanakan kepemimpinan sebelum memenangkan kekuasaan pemerintahan. Ia menjadi dominan apabila menjalankan kekuasaan tetapi bahkan jika ia sudah memegang dominasi itu, ia harus harus meneruskannya untuk kepemimpinannya juga.
Kepemimpinan itulah, seperti yang telah dikemukakan, yang disebut Gramsci sebagai hegemoni. Hegemoni itu, oleh gramsci didefinisikan sebagai suatu yang kompleks, yang sekaligus bersifat ekonomik dan etis-politis.
3.     Idiologi, kepercayan popular, dan common sense
Gramsi mengatakan bahwa kepercayaan popular dan gagasan-gagasan yang serupa adalah kekuatan material. Dalam Hal ini yang terpenting adalah gagasan-gagasan atau kepercayaan itu tersebar sedemikian rupa sehingga mempengaruhi cara pandang seseorsng tentang dunia. Ada tiga cara dalam penyebaran gagasan-gagasan atau filsafat.
1.              Melalui bahasa
2.              Common sense
3.              Folkalor
Falkor meliputi sistem-sistem kepercayaan menyeluruh, tahayul-tahayul, opini-opini, cara-cara melihat tindakan dan segala sesuatu.
Common sence, bagi Gramsci, merupakan konsepsi tentang dunia yang pervasif tetapi tidak sitematik. Common sense itu mempunyai dasar dalam pengalaman popular tetapi tidak mempresentasikan suatu konsepsi yang terpadu mengenai dunia seperti halnya filsafat. Filsafat merupakan tatanan intelektual yang tidak dapat dicapai oleh agama dan common sense. Lebih lanjut lagi common sense, seperti halnya agama bersifat kolektif.
Gramsci mengatakan bahwa setiap stratum sosial mempunyai common sense-nya sendiri yang secara mendasar merupakan konsepsi yang paling terbesar mengenai kehidupan manusia.
4.      Kaum intelektual
Agar dapat  menciptakan hegemoni, idiologi harus disebarkan. Menurut Gramsci, penyebaran itu tidak terjadi dengan sendirinya, melainkan melalui lembaga-lembaga sosial tertentu yang menjadi pusatnya, misalnya bentuk-bentuk sekolahan dan pengajaran, kematangan dan ketidakmatangan relatif bahasa nasional, sifat-sifak kelompok sosial yang dominan, dan sebagainya. Pusat-pusat itu mempunyai fungsionalris yang mempunyai peran penting, yaitu kaum intelektual.
Kata intelektual tidak dalam pengertian yang biasa, melainkan suatu stratasosial yang menyeluruh yang menjalankan suatu fungsi organisasional dalam pengertian yang luas, entah dalam lapangan produksi, kebudayan ataupun dalam administrasi politik. Mereka meliputi kelompok-kelompok misalnya dari pegawai yunior dalam ketentaraan sampai dengan pegawai yang lebih tinggi.
Strata itu hsrus ditempatkan dalam hubungan dengan struktur fundamental masyarakat. Setiap kelompok sosial dalam lapangan ekonomimenciptakan satu atau lebih strata intelektual yang memberinya homogentis dansuatu kesadaran mengenai fungsinya sendiri tidak hanya dalam lapangan ekonomi itu saja, melainkan juga dalam lapangan sosial dan politik. Pengusaha kapitalis menciptakan bersama dirinya teknik industri, spesialis dalam ekonomi politik, organisator satu kebudayaan baru, suatu hukum baru, dan sebagainya.
     Kelompok intelektual yang pertama di atas disebut Gramsci sebagai kelompok intelktual “organik” , sedangkan kelompok intelektual yang kemudian itu merupakan kelompok intelektual tradisional“. Kedua kelomok itu terpisah, tetapi secara historis dapat saling bertumpang tindih.

5.      Negara
Gramsi membedakan dua wilayah dalam negara: dunia masyarakat sipil dan masyarakat politik. Yang pertama penting bagi konsep hegemoni karena merupakan wilayah ‘kesetujuan”, “kehendak bebas ”, sedangkan wilayah yang kedua merupakan dunia kekerasan, pemaksaan, dan intervensi. Meskipun demikian, kedua dunia tersebut termasuk dalam konsep negara dalam pengertian yang khusus. Negara bagi Gramsci tidak hanya menyangkut aparat-aparat pemerintahan, melainkan juga aparat-aparat hegemoni atau masyarakat sipil. Negara adalah kompleks menyeluruh aktivitas aktivitas teoritis dan praktis yang dengannya kelas penguasa tidak hanya membenarkan dan mempertahankan dominasinya, melainkan juga berusaha memenangkan kesetujuan aktif dari mereka yang diperintahnya.
Perluasan konsep negara itu akibat pementingan kebudayaan dalam teori gramsci. Itulah sebabnya, ia juga berbicara tentang negara “etis” atau negara kebudayaan”. Setiap negara dikatakan etis sejauh salah satu fungsi terpentingnya adalah untuk membangkitkan/mengangkat masa penduduk yang besar pada levelmoral dan kultural, suatu level yang berhubungan dengan kebutuhan akan kekuatan-kekuatan produktif, dengan interes-interes kelas pengusaha.sekolah sebagai fungsi edukatif yang positif dan istana sebagai satu fungsi edukatif yang negatif dan reperensif merupakan aktivitas-aktivitas negara yang paling penting dalam pengertian ini. Akan tetapi, pada kenyataannya, sejumlah besar inisiatif  dan aktivitas-aktivitas swastapun mengarah kearah yang sama, inisiatif dan aktivitas-aktivita yang membentuk aparat-aparat hegemonipolitik dan kultural kelas penguasa.



BAB III
KESIMPULAN


3.1  Kesimpulan
Berdasarkan pemikiran Gramsci tersebut dapat dijelaskan bahwa hegemoni merupakan suatu kekuasaan atau dominasi atas nilai-nilai kehidupan, norma, maupun kebudayaan sekelompok masyarakat yang akhirnya berubah menjadi doktrin terhadap kelompok masyarakat lainnya dimana kelompok yang didominasi tersebut secara sadar mengikutinya. Kelompok yang didominasi oleh kelompok lain (penguasa) tidak merasa ditindas dan merasa itu sebagai hal yang seharusnya terjadi.























Daftar Pustaka
FARUK, 2003, Pengantar Sosiologi Sastra. Yogyakarta: Pustaka Belajar

1 komentar:

  1. MGM Resorts International Launches Casino Mobile - JTGHub
    › www.jtmhub.com › casinos › www.jtmhub.com › casinos All 전라남도 출장샵 MGM Resorts Casino 경기도 출장안마 locations in 파주 출장마사지 Las Vegas, Nevada will soon be supported by MGM 원주 출장안마 Resorts 경상북도 출장마사지 International, the company said today. The

    BalasHapus