SINTAKSIS
TRANSFORMASIONAL RAPATAN 3
KATA PENGANTAR
Dengan segala kerendahan
hati, penulis panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini.
Tugas ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Sintaksis Transformasional.
Penulis menyadari bahwa
banyak sekali kesulitan dan hambatan dalam menyelesaikan makalah ini, dan
makalah ini masih jauh dari sempurna karena itu kritik dan saran dari berbagai
pihak, penulis harapkan guna perbaikan dan penyempurnaan.
Akhirnya penulis
mengucapkan terimakasih kepada semua pihak
yang telah membatu dalam penyelesaian makalah yang berjudul “Sintaksis Transformasional Rapatan 3”.
Semoga makalah ini dapat berguna bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada
umumnya.
Cianjur,18 Oktober 2016
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Transformasi
rapatan adalah proses merapatkan atau menghubungkan kalimat yang satu dengan
menggunakan partikel perapatan. Kalimat derivasinya disebut kalimat rapatan dan
partikelnya disebut partikel perapat.
Kalimat rapatan
dapat diklasifikasikan berdasarkan makna (gramatikal) proses merapatkannya.
Menurut Samsuri (1985), dalam Bahasa Indonesia terdapat 33 jenis kalimat
rapata. Berikut ini merupakan bagian dari ke-33.
1.2 Rumusan Masalah
- Apa saja jenis kalimat rapatan?
- Bagaiman pungsi sebuah kalimat rapatan ?
- Teori apa saja yang mendasari kalimat rapatan ?
1.3
Tujuan
- Di ajukan untuk memenuhi tugas sintaksis.
- Pembaca dapat memahami kalimaat rapatan.
- Bisa memberikan konstribusi kepada rekan-rekan mahasiswa sebagai calon guru.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Transformasi Rapatan
Korelatif
Korelatif: selama ... , selama
itu pula ... ; setiap kali ... , setiap kali pula ... ;
(se)makin ... , (se)makin ... .
Dalam kalimat rapatan korelatif sebuah peristiwa, keadaan, atau sifat
mempunyai hubungan yang bersifat sejajar dengan peristiwa, keadaan, atau sifat
yang lain. Makin ajek dan mantap hubungan antara kalimat pemadu pertama dan
kedua, makin tinggi korelasi itu, dan sebaliknya.
Pemakaian perapat korelatif makin ...
makin menghendaki pemokusan predikat pada pemadu-pemadu kalimat rapatan itu
dan hanya predikat yang berwujud adjektiva yang dapat dirapatkan. Kaidah
transformasi rapatan korelatif itu dapat dirumuskan sebagai berikut.
KR 16:
a.
K1+K2+KOR+
à K1+KOR+K2
a.
KORs+K1[a]
+KORs+K1[a] à KORs+FN1[a] +KORs+FN2[a]
+PRED2[a]
b.
KORt+K1[a]
+KORt+K2[a] à
KORt+FN1[a] +FA (PRED)1[a] +KORt+FN2[a] +FA
(PRED)2 à
KORt+FA (PRED)1[a] +FN1[a] +KORt+FA (PRED)2[a]
+FN1[a]
Catatan:
KORs = selama ... selama itu pula
KORt = makin ... makin
Ungkapan khusus: makin hari makin ...
CONTOH:
1)
Selama mereka
masih mempunyai pendirian demikian, selama itu pula mereka akan memainkan
peranan kembar.
2)
Makin jauh
pejabat itu terperosok ke dalam korupsi, makin sukar baginya untuk membebaskan
dirinya dari kehinaan.
2.2 Lanjutan:
lalu, kemudian, selanjutnya
Kalimat rapatan
lanjutan menyatakan peristiwa atau keadaan yang terjadi secara bertahap dan
berurutan. Kaidah rapatannya sebagai berikut.
KR 17:
a.
K1+K2+LAN
à K1[x] +LAN+K2[x]
b.
FN1+PRED1+LAN+FN1+PRED2
à FN1+PRED1+LAN+PRED2
c.
FN1+PRED1+LAN+FN2+PRED1
à FN1+PRED1+LAN+PRED2
d.
FN1+PRED1+X1+LAN+FN2+PRED2+X1
à FN1+PRED1+X1+LAN+FN2+PRED2
Catatan:
X = untai keterangan
CONTOH:
1)
Bu Sinder makan
sendiri, lalu mengunci semua pintu.
2)
Sidin membeli
durian di kedai itu, kemudian Amat.
3)
Kami
mempersilakan para tamu ke ruang depan, kemudian mereka masuk.
2.3 Lebihan: lebih lagi, lebih-lebih lagi, apalagi
Kalimat rapatan
lebihan menyatakan kelebihan kalimat pemadu kedua daripada kalimat pemadu pertama.
Kaidah rapatannya sebagai berikut.
KR 18:
a. K1+K2+LEB à K1[as, -] +LEB+K2[as, +]
b.FN1[-] +PRED1+LEB+FN2[+] +PRED1
à
FN1[-] +PRED1+LEB+FN2[+]
c. FN1+PRED1[-] +LEB+FN1+PRED2[+]
à
FN1+PRED1[-]
+LEB+PRED2[+]
CONTOH:
1)
Mengeritik
adalah sesuatu yang tidak populer, lebih-lebih lagi (apalagi)
menentang.
2)
Saya pun insaf,
lebih-lebih lagi setelah mendapat beberapa nasihat dari ibuku.
2.4 Misalan: misalnya,
umpamanya
Dalam kalimat
rapatan misalan kalimat pertama menyatakan pikiran, masalah, tindakan, keadaan,
atau sifat sesuatu yang diikuti oleh kalimat pemadu kedua yang menyatakan misal,
umpama, atau contoh. Kalimat pemadu kedua yang dipakai sebagai contoh atau
misal merupakan sebagian dari pikiran, masalah, tindakan, dan sebagainya yang
dinyatakan dalam kalimat pemadu pertama.
Kaidah transformasi rapatan misalan adalah sebagai berikut.
KR 19:
a.
K1+K2+MI
à K1[x] +MI+K2[x]
b.
K1[x] +MI+K2[x]
à FN1[x] +PRED1+MI+FN2[x]
c.
K1[x] +MI+K2[x]
à FN1+PRED1[x] +MI+PRED2[x]
d.
K1[x] +MI+K2[x]
à FN1+V+FN2[x] +MI+FN3
CONTOH:
1)
Para dokter
muda mengabdi untuk kesejahteraan jasmani rakyat kita di desa-desa, umpamanya Dokter Seno dan
Dokter Yati.
2)
Pak Haji memang
dermawan, umpamanya tiap bulan membagi- bagikan beras dan kain kepada si miskin.
3)
Orang Eropha
melihat beberapa sifat orang Jawa, umpamanya pelalai, malas,dan
sebagainya.
2.5 Mulaian : mula-mula
Dalam kalimat rapatan
mulaian pemandu kedua menyatakan permulaan sesuatu.
Kaidah rapatannya sebagai berikut.
KR 20:
a. K1+K2+MUL à K1[A] +MUL+K2[A]
b. FN1+PRED+MUL+FN1+PRED2 à
FN1+PRED1+MUL+PRED2
c. FN1+PRED1+MUL+FN2+PRED1 à
FN1+PRED1+MUL+FN2
CONTOH:
a.
Dia jongkok di beranda, mula-mula ngintip di balik jendela.
b.
Kami menghadap kepada dekan fakultas, mula-mula ahmad.
2.6 Optatif:
moga-moga, semoga, mudah-mudahan
Pemandu pertama dalam
kalimat rapatan optatif ini merupakan tindakan, keadaan, sifat, dan sebagainya
yang diikuti oleh pemandu kedua yang menyatakan suatu doa atau harapan, yang
secara eksplisit dinyatakan dengan perapat moga-moga,
mudah-mudahan, dan sebagainya.
Kaidah transpormasi rapattan optatif
ini adalah sebagai berikut.
KR 21 :
a. K1+K2+OP à K1[AS] +OP+K2[AS]
b. FN1+PRED1[AS]
+OP+FN1+PRED2[AS]
FN1+PRED1[AS] +OP(FN1)+PRED2[AS]
CONTOH:
1)
Hujan lebat sekali, mudah-mudahan sawah tidak tergenang.
2)
Hartono menempuh ujian akhir, moga-moga lulus dengan gemilang.
2.7 Pilihan: lebih
baik… daripada…
Dalam kalimat rapatan
ini pemandu yang satu merupakan pilihan yang lebih baik daropada pemandu yang
lain. Kaidah transformasionalnya sebagai berikut.
KR 22:
a.
K1+K2+PIL à PILa+K1[AS] +PILb+KK2[AS]
b.
PILa+FN1+PRED1+PILb+FN2+PRED1
PILa+FN1+PRED1+PILb+FN2
c.
PILa+FN1+V1+FN2+
PILb+FN2+V1+FN3 à
PILa+FN1+V1+FN2+
PILb+FN3
d.
PILa+FN1+V1+FN2+FILb+FN1+V2+FN2 à
PILa+FN1+V1+FN2+PILb+FN1+V2+FN2
e.
PILa+K1+KET1+PILb+K1+KET2 à
PILa+K1+KET1+PILb+KET2
CONTOH:
1.
Daripada dilamar harimau tua di gua itu, lebih baik melamar anak perempuan.
2.
Daripada saya dibunuhnya lebih baik dia.
3.
Daripada kita memburu babi,, lebih baik (memburu) rusa.
4.
Daripada kita menerima zakat, lebih baik memberi zakat.
5.
Lebih baik tinggal di bandung daripada di jakarta.
2.8 Sebaban : sebab, karena, oleh karena
Dalam kaalimat sebaban kalimat pemandu
pertama merupakan akibat, sedangkan kalimat pemandu kedua merupakan sebab.
Kaidah transformasinya sebagai berikut.
KR 23:
a. K1 + K2 + SEB à K1[AS] +SEB+PRED2
[AS]
b. FN1+PRED1+SEB+FN1+PRED2 à
FN1+PRED1+SEB(FN1)+PRED2
CONTOH:
1. Saya dating karena dia ada di situ.
2. batang kayu ini tidak boleh dipanjat sebab
keramat.
2.9 Serempakan : sambal, seraya; sementara selagi
Dalam kalimat ini dua
proposisi yang dinyatakan secara serempak. Kalimat ini menyaranka keserempakan
tindakan, peristiwa, dan kaidah rapatannya seperti berrikut.
KR
24:
a. K 1+K
2+ SER à K1[SER] +K2[AS]
b. K1[SER] +SER+K2[SER] à K1[SER] +SER1+K2[SER]
c. FN1+FRED1[SER] + SER+FN1+PRED2[SER] à
FN1+FRED1[SER] +SER2+FRED2[SER]
SER1= Sementara, Selagi
SER2= Sambil Seraya
CONTOH:
1. Laminah dan mansyur
duduk sebentar di muka rumah sementara ayahnya membuka pintu
2. Ia bersandar sambal bernafas dengan dalam.
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Transformasi
rapatan adalah proses merapatkan kalimat yang satu dengan menggunakan partikel
perapatan. Seperti halnya perapatan: korelatif, lanjutan, lebihan, misalan,
mulaian, optatif, pilihan, sebaban, dan serempakan.
DAFTAR PUSTAKA
Prawirasumantri, H. Abud. 2008. Diktat Bahan Kuliah Sintaksis Bahasa
Indonesia. Bandung:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar