Selasa, 29 November 2016

SINTAKSIS TRANSFORMASIONAL RAPATAN 3



SINTAKSIS TRANSFORMASIONAL RAPATAN 3
 


KATA PENGANTAR

Dengan segala kerendahan hati, penulis panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini. Tugas ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Sintaksis Transformasional.
Penulis menyadari bahwa banyak sekali kesulitan dan hambatan dalam menyelesaikan makalah ini, dan makalah ini masih jauh dari sempurna karena itu kritik dan saran dari berbagai pihak, penulis harapkan guna perbaikan dan penyempurnaan.
Akhirnya penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak  yang telah membatu dalam penyelesaian makalah yang berjudul “Sintaksis Transformasional Rapatan 3”. Semoga makalah ini dapat berguna bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.


Cianjur,18 Oktober  2016

          Penulis






 

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Transformasi rapatan adalah proses merapatkan atau menghubungkan kalimat yang satu dengan menggunakan partikel perapatan. Kalimat derivasinya disebut kalimat rapatan dan partikelnya disebut partikel perapat.
Kalimat rapatan dapat diklasifikasikan berdasarkan makna (gramatikal) proses merapatkannya. Menurut Samsuri (1985), dalam Bahasa Indonesia terdapat 33 jenis kalimat rapata. Berikut ini merupakan bagian dari ke-33.

1.2 Rumusan Masalah
  1. Apa saja jenis kalimat rapatan?
  2. Bagaiman pungsi sebuah kalimat rapatan ?
  3. Teori apa saja yang mendasari kalimat rapatan ?
1.3  Tujuan
  1. Di ajukan untuk memenuhi tugas sintaksis.
  2. Pembaca dapat memahami kalimaat rapatan.
  3. Bisa memberikan konstribusi kepada rekan-rekan mahasiswa sebagai calon guru.






BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Transformasi Rapatan Korelatif
       Korelatif: selama ... , selama itu pula ... ; setiap kali ... , setiap kali pula ... ; (se)makin ... , (se)makin ... .
      Dalam kalimat rapatan korelatif sebuah peristiwa, keadaan, atau sifat mempunyai hubungan yang bersifat sejajar dengan peristiwa, keadaan, atau sifat yang lain. Makin ajek dan mantap hubungan antara kalimat pemadu pertama dan kedua, makin tinggi korelasi itu, dan sebaliknya.
      Pemakaian perapat korelatif makin ... makin menghendaki pemokusan predikat pada pemadu-pemadu kalimat rapatan itu dan hanya predikat yang berwujud adjektiva yang dapat dirapatkan. Kaidah transformasi rapatan korelatif itu dapat dirumuskan sebagai berikut.
       KR 16:
a.       K1+K2+KOR+ à K1+KOR+K2
a.       KORs+K1[a] +KORs+K1[a] à                                                                          KORs+FN1[a] +KORs+FN2[a] +PRED2[a]
b.      KORt+K1[a] +KORt+K2[a] à
KORt+FN1[a] +FA (PRED)1[a] +KORt+FN2[a] +FA (PRED)2 à
KORt+FA (PRED)1[a] +FN1[a] +KORt+FA (PRED)2[a] +FN1[a]
                  Catatan: KORs = selama ... selama itu pula
                                 KORt = makin ... makin
                                       Ungkapan khusus: makin hari makin ...
                      CONTOH:
1)      Selama mereka masih mempunyai pendirian demikian, selama itu pula mereka akan memainkan peranan kembar.
2)      Makin jauh pejabat itu terperosok ke dalam korupsi, makin sukar baginya untuk membebaskan dirinya dari kehinaan.
2.2    Lanjutan: lalu, kemudian, selanjutnya
         Kalimat rapatan lanjutan menyatakan peristiwa atau keadaan yang terjadi secara bertahap dan berurutan. Kaidah rapatannya sebagai berikut.
KR 17:
a.       K1+K2+LAN à K1[x] +LAN+K2[x]
b.      FN1+PRED1+LAN+FN1+PRED2 à                                                                     FN1+PRED1+LAN+PRED2
c.       FN1+PRED1+LAN+FN2+PRED1 à                                                                      FN1+PRED1+LAN+PRED2
d.      FN1+PRED1+X1+LAN+FN2+PRED2+X1 à                                                       FN1+PRED1+X1+LAN+FN2+PRED2
                        Catatan: X = untai keterangan
            CONTOH:
1)      Bu Sinder makan sendiri, lalu mengunci semua pintu.
2)      Sidin membeli durian di kedai itu, kemudian Amat.
3)      Kami mempersilakan para tamu ke ruang depan, kemudian mereka                    masuk.
 2.3    Lebihan: lebih lagi, lebih-lebih lagi, apalagi
         Kalimat rapatan lebihan menyatakan kelebihan kalimat pemadu kedua daripada kalimat pemadu pertama. Kaidah rapatannya sebagai berikut.
         KR 18:
a. K1+K2+LEB à K1[as, -] +LEB+K2[as, +]
b.FN1[-] +PRED1+LEB+FN2[+] +PRED1 à
FN1[-] +PRED1+LEB+FN2[+]
c. FN1+PRED1[-] +LEB+FN1+PRED2[+] à
FN1+PRED1[-] +LEB+PRED2[+]
            CONTOH:
1)      Mengeritik adalah sesuatu yang tidak populer, lebih-lebih lagi                               (apalagi) menentang.
2)      Saya pun insaf, lebih-lebih lagi setelah mendapat beberapa nasihat dari                 ibuku.
2.4    Misalan: misalnya, umpamanya
         Dalam kalimat rapatan misalan kalimat pertama menyatakan pikiran, masalah, tindakan, keadaan, atau sifat sesuatu yang diikuti oleh kalimat pemadu kedua yang menyatakan misal, umpama, atau contoh. Kalimat pemadu kedua yang dipakai sebagai contoh atau misal merupakan sebagian dari pikiran, masalah, tindakan, dan sebagainya yang dinyatakan dalam kalimat pemadu pertama.
Kaidah transformasi rapatan misalan adalah sebagai berikut.
           KR 19:
a.       K1+K2+MI à K1[x] +MI+K2[x]
b.      K1[x] +MI+K2[x] à FN1[x] +PRED1+MI+FN2[x]
c.       K1[x] +MI+K2[x] à FN1+PRED1[x] +MI+PRED2[x]
d.      K1[x] +MI+K2[x] à FN1+V+FN2[x] +MI+FN3
            CONTOH:
1)      Para dokter muda mengabdi untuk kesejahteraan jasmani rakyat kita di                   desa-desa, umpamanya Dokter Seno dan Dokter Yati.
2)      Pak Haji memang dermawan, umpamanya tiap bulan membagi-                               bagikan beras dan kain kepada si miskin.
3)      Orang Eropha melihat beberapa sifat orang Jawa, umpamanya pelalai,                    malas,dan sebagainya.
2.5 Mulaian : mula-mula
Dalam kalimat rapatan mulaian pemandu kedua menyatakan permulaan sesuatu.
Kaidah rapatannya sebagai berikut.
KR 20:
a. K1+K2+MUL à          K1[A] +MUL+K2[A]
b. FN1+PRED+MUL+FN1+PRED2 à
FN1+PRED1+MUL+PRED2
c. FN1+PRED1+MUL+FN2+PRED1 à
FN1+PRED1+MUL+FN2
CONTOH:
a.       Dia jongkok di beranda, mula-mula ngintip di balik jendela.
b.      Kami menghadap kepada dekan fakultas, mula-mula ahmad.

2.6 Optatif:  moga-moga, semoga, mudah-mudahan
Pemandu pertama dalam kalimat rapatan optatif ini merupakan tindakan, keadaan, sifat, dan sebagainya yang diikuti oleh pemandu kedua yang menyatakan suatu doa atau harapan, yang secara eksplisit dinyatakan dengan perapat moga-moga, mudah-mudahan, dan sebagainya.
            Kaidah transpormasi rapattan optatif ini adalah sebagai berikut.
KR 21 :
a. K1+K2+OP à K1[AS] +OP+K2[AS]
b. FN1+PRED1[AS] +OP+FN1+PRED2[AS]
FN1+PRED1[AS] +OP(FN1)+PRED2[AS]
       CONTOH:
1)      Hujan lebat sekali, mudah-mudahan sawah tidak tergenang.
2)      Hartono menempuh ujian akhir, moga-moga lulus dengan gemilang.
2.7 Pilihan: lebih baik… daripada…
Dalam kalimat rapatan ini pemandu yang satu merupakan pilihan yang lebih baik daropada pemandu yang lain. Kaidah transformasionalnya sebagai berikut.
KR 22:
a.    K1+K2+PIL à PILa+K1[AS] +PILb+KK2[AS]
b.   PILa+FN1+PRED1+PILb+FN2+PRED1
PILa+FN1+PRED1+PILb+FN2
c.    PILa+FN1+V1+FN2+ PILb+FN2+V1+FN3 à
PILa+FN1+V1+FN2+ PILb+FN3
d.   PILa+FN1+V1+FN2+FILb+FN1+V2+FN2 à
PILa+FN1+V1+FN2+PILb+FN1+V2+FN2
e.    PILa+K1+KET1+PILb+K1+KET2 à
PILa+K1+KET1+PILb+KET2
CONTOH:
1.   Daripada dilamar harimau tua di gua itu, lebih baik melamar   anak perempuan.
2.   Daripada saya dibunuhnya lebih baik dia.
3.   Daripada kita memburu babi,, lebih baik (memburu) rusa.
4.   Daripada kita menerima zakat, lebih baik memberi zakat.
5.   Lebih baik tinggal di bandung daripada di jakarta.

2.8 Sebaban : sebab, karena, oleh karena
     Dalam kaalimat sebaban kalimat pemandu pertama merupakan akibat, sedangkan kalimat pemandu kedua merupakan sebab. Kaidah transformasinya sebagai berikut.
KR 23:
a. K1 + K2 + SEB à K1[AS] +SEB+PRED2 [AS]
              b. FN1+PRED1+SEB+FN1+PRED2 à
                  FN1+PRED1+SEB(FN1)+PRED2
CONTOH:
1. Saya dating karena dia ada di situ.
2. batang kayu ini tidak boleh dipanjat sebab keramat.
2.9 Serempakan : sambal, seraya; sementara selagi
Dalam kalimat ini dua proposisi yang dinyatakan secara serempak. Kalimat ini menyaranka keserempakan tindakan, peristiwa, dan kaidah rapatannya seperti berrikut.
            KR 24:
a. K 1+K 2+ SER à K1[SER] +K2[AS]
b. K1[SER] +SER+K2[SER] à K1[SER] +SER1+K2[SER]
c. FN1+FRED1[SER] + SER+FN1+PRED2[SER] à
                  FN1+FRED1[SER] +SER2+FRED2[SER]
SER1= Sementara, Selagi
SER2= Sambil Seraya
CONTOH:
1. Laminah dan mansyur duduk sebentar di muka rumah sementara ayahnya membuka pintu
2. Ia bersandar sambal bernafas dengan dalam.














BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Transformasi rapatan adalah proses merapatkan kalimat yang satu dengan menggunakan partikel perapatan. Seperti halnya perapatan: korelatif, lanjutan, lebihan, misalan, mulaian, optatif, pilihan, sebaban, dan serempakan.


















DAFTAR PUSTAKA
Prawirasumantri, H. Abud. 2008. Diktat Bahan Kuliah Sintaksis Bahasa Indonesia. Bandung:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar